Jumat, 11 Maret 2011

Nasib Kita Penonton

oleh Montosori (15 Juni 2010)

KITA seperti telah “ditakdirkan” menjadi penonton sejati piala dunia. Paling tidak untuk berpuluh tahun ke depan. Sebelumnya memang disebut-sebut Indonesia telah menyatakan diri siap menjadi tuan rumah piala dunia 2018 atau 2022. Tapi tentu saja, ini sangat kecil kemungkinannya, bila tak harus mengatakan mustahil. Lagi pula, apa Federasi Persatuan Sepakbola Dunia atau FIFA/Federation Internationale de Football Association mau mendukung ide ‘gila’ itu?

Sudahlah…Seperti di awal tulisan ini, kita memang bernasib kurang beruntung. Ups, jangan buru-buru putus asa dulu. Kita semua paling tidak meyakini bahwa nasib itu bukan ditentukan dari langit. Tapi oleh kita sendiri! Kita bisa mengubah nasib buruk itu menjadi lebih baik. Nah, untuk sekadar pemacu semangat bagaimana kita ikut sebagai peserta piala dunia, atau kalau bisa sekaligus menjadi tuan rumah, kita coba hitung-hitung saja dulu, berapa sich keuntungan piala dunia?
Pertama, investasi awal penyelenggaraan. Untuk membangun semua fasilitas seperti stadion, dan infrastruktur pendukung lainnya, tuan rumah akan mendapat suntikan dana dari FIFA 1,5 miliar pounds atau setara dengan Rp13,5 triliun. Totalnya, modal penyelenggaraan bisa mencapai Rp25 triliun.
Pada piala dunia kali ini ada sebanyak 48 pertandingan grup, 15 pertandingan 'KO', dan pertandingan di tempat ketiga. Sepuluh stadion memiliki kapasitas rata-rata lebih dari 56 ribu orang. Harga tiket rata-rata berada di kisaran USD 200. Jika semua tiket di seluruh permainan terjual, maka total pendapatan yang diperoleh dari tiket mencapai USD 717 juta atau Rp6,7 triliun (USD 1= Rp9.300). Terhadap pariwisata, kedatangan luar negeri ke Afrika Selatan lebih dari 9,9 juta pendatang asing.

Laporan terbaru Grant Thornton, sebuah firma akuntan di Inggris menyebutkan, Piala Dunia menciptakan stimulus ekonomi di Afrika Selatan: 695 ribu pekerjaan tersedia, dengan 280 ribu akan bertahan pada 2010, dan 174 ribu merupakan aktivitas ekonomi tambahan tahun ini.
Bila pengunjung tinggal lebih lama di Afrika Selatan tentuk akan menghabiskan dana lebih banyak pula. Ini berarti, turnamen masih akan membawa keuntungan ekonomi yang lebih besar. Produk domestik bruto Afrika Selatan diperkirakan meningkat sekitar 0,54 persen tahun ini.

Dari beberapa peluang uang masuk ke Afrika Selatan sebagai dampak piala dunia, diperkirakan total efek pada perekonomian Afrika Selatan hampir sama dengan suntikan dana sekitar 93 miliar rand (USD12,4 miliar), atau Rp115 triliun. Wow...

Pada piala dunia sebelumnya, Jerman sebagai tuan rumah mencatatkan sukses besar. Dengan lebih dari 2 juta pengunjung, pendapatan di industri pariwisata hampir mencapai USD 400 juta, dan penjualan ritel mencapai sekitar USD 2,7 miliar. Sedangkan analis memperkirakan, melalui piala dunia, Afrika Selatan akan mengantongi USD 2 miliar untuk industri pariwisata dan USD1,1 miliar untuk penjualan ritel. Sekitar 50 miliar orang seluruh dunia akan menonton, dengan lebih dari 18 ribu perusahaan media melaporkan peristiwa itu. Sebanyak 500 ribu wisatawan asing pun diharapkan datang.

Kalau hanya sebagai peserta, berapa besar pula keuntungan yang didapat? Yang pasti, bila juara, akan mengantongi USD 30 juta. Bila hanya runner-up, USD 24 juta, dan semi finalis USD 20 juta. Tim yang masuk perempat finalis akan mengantongi USD 18 juta, dan yang masuk putaran kedua dapat USD 9. Bahkan pada putaran pertama pun, bisa mengantongi USD 8. Selain uang hadiah yang jelas itu, dukungan warga terhadap tim yang berlaga tentu akan berdampak pula pada ekonomi.

Kita harus iri dengan Afrika Selatan. Jelas...Tapi jangan kecil hati dulu. Walau piala dunia diselenggarakan di benua hitam sana, kita masih tetap ketiban “berkah”. Bank Indonesia (BI) memperkirakan peredaran uang selama piala dunia akan meningkat tajam. Ini tentu akan menggerakkan ekonomi. Penjualan teve, antena, akan naik pula. Belum lagi, belanja warga terhadap pernak-pernik yang berhubungan dengan piala dunia.

Hanya, saat ini kita siap-siap saja dulu. Minimal siapkan kopi, dan penganan tiap malam, sambil menonton tim idola kita berlaga. Kalau ada uang lebih, belilah baju, kostum tim kesayangan, supaya lebih afdol memberi dukungan. Yah, nasib-nasib...(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar